Jumat, 04 Desember 2015

GUNUNG YANG DIAM


Gunung BromoSource pic: http://anekatempatwisata.com/wisata-jawa-timur-gunung-bromo/






Dikala kita melihat gunung yang tampak sudah tidak aktif, kita berpikiran bahwa kita bisa melihat apapun yang kita sukai terhadap gunung itu. Contohnya saja, kita bisa bermain di gunung tersebut tanpa rasa takut, kita merasa aman dan tenang di gunung tersebut. Tapi terkadang kita lupa untuk menjaga gunung tersebut. Kita lupa merawat gunung tersebut. Bahkan kita semakin berbuat seenaknya terhadap gunung tersebut.

Apakah gunung tersebut akan membalas tingkah laku kita saat itu juga? Tidak.
Apakah gunung tersebut berteriak kepada kita saat itu juga? Tidak.
Malah, gunung itu masih menyediakan tempat untuk berlindung, berteduh dan bermain untuk kita.

Bisakah kita meramalkan kapan gunung tersebut akan murka?
Bisakah kita meminta gunung tersebut untuk tetap tenang saat kita murka nanti?
Jika gunung tersebut sudah murka, kita bisa apa?
Apakah gunung tersebut mau menerima kita lagi? Pasti mau.
Tapi tidak dengan suasana yang seperti kemarin.
Tidak dengan keadaan seperti kemarin.
Tidak dengan kemurahan seperti kemarin.

Ibaratkanlah, gunung itu adalah orang yang sabar dan kita adalah kita.
Ibaratkanlah gunung yang murka adalah orang yang selalu sabar menghadapi kita.
Ibaratkanlah permukaan gunung yang sudah hancur adalah hati dari orang yang sabar itu.

Percayalah kawan. Tidak ada di dunia ini manusia yang sabar seratus persen. Adakalanya kesabaran itu habis, hilang, sirna, musnah.
Percayalah kawan. Tidak ada yang salah jika kita selalu saling menghargai orang disekitar kita.
Percayalah kawan. Dibalik senyuman orang yang kita hina, selalu ada arti lain dari senyuman itu.

TT